Copyright By www.historicbuildingsindoneisa.blogspot.com. Powered by Blogger.

Popular Posts Today

Hidup Ideal Seorang Lansia Menurut WHO

Written By Unknown on Monday, September 10, 2012 | 11:56 AM

Yogyakarta, Jumlah pertumbuhan penduduk usia lanjut (lansia) di dunia semakin meningkat yang diperkirakan akan menjadi masalah baru bagi dunia kesehatan.

Untuk mencegah munculnya masalah akibat ledakan jumlah lansia, WHO mencanangkan program peningkatan kesehatan agar seseorang memiliki usia yang lebih panjang dan tetap produktif.

Sampai sekarang ini, penduduk di 11 negara anggota WHO kawasan Asia Tenggara yang berusia di atas 60 tahun berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga 3 kali lipat di tahun 2050. Sehingga, pada Hari Kesehatan Sedunia tanggal 7 April 2012, WHO mengajak negara-negara untuk menjadikan penuaan sebagai prioritas penting mulai dari sekarang.

Rata-rata usia harapan hidup di negara-negara kawasan Asia Tenggara adalah 70 tahun, sedangkan usia harapan hidup di Indonesia sendiri termasuk cukup tinggi yaitu 71 tahun, berdasarkan Profil Data Kesehatan Indonesia tahun 2011.

Karena angka usia harapan hidup yang tinggi tersebut, kemungkinan terjadinya peningkatan jumlah lansia suatu saat nanti akan semakin besar. Sehingga peningkatan jumlah lansia tersebut juga harus diiringi dengan peningkatan kesehatan mulai dari sejak lahir agar tetap sehat dan produktif di usia tua.

"Program ini dikatakan berhasil jika para lansia masih tetap mandiri dan produktif di usia tuanya. Idealnya, seseorang yang telah mencapai usia lanjut harus tetap menjadi teladan bagi orang lain baik itu sehat secara fisik maupun mental, seperti lebih bijaksana, berperilaku positif dan dapat menempatkan diri sebagai orang yang patut dicontoh," kata Dr. Samlee Plianbangchang, Direktor Regional WHO kawasan Asia Tenggara kepada detikHealth, Senin(10/9/12).

Seorang lansia yang tetap sehat di hari tuanya, akan mampu mengembangkan keterampilannya dan tidak banyak bergantung pada orang lain.

Para lansia dinilai mandiri dan produktif jika masih tetap dapat melakukan aktivitas positif seperti merawat cucu, membuat kerajinan tangan, atau bahkan masih mampu menjadi tenaga pengajar di suatu universitas dan lain sebagainya.

Jika semua lansia dapat lebih produktif di usia tuanya, masalah kesehatan terkait dengan penumpukan jumlah lansia yang sakit-sakitan akan berkurang. Sehingga suatu negara tidak akan menghadapi dampak negatif dari pertumbuhan jumlah lansia yang besar di kemudian hari.

(ir/ir)


11:56 AM | 0 komentar | Read More

Selain Rokok, Asap Knalpot Juga Tinggikan Risiko Kena Kanker Paru

Jakarta, Jumlah penderita kanker paru-paru mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Kanker paru-paru tidak hanya mengancam perokok saja, tetapi belakangan ini juga banyak ditemukan pada wanita dan orang-orang yang bukan perokok sekalipun.

Peneliti dari French College of General Hospital Respiratory Physicians mempelajari kasus kanker paru-paru pada 7.610 pasien di Perancis pada tahun 2010. Studi tersebut menemukan bahwa kasus kanker paru-paru pada non-perokok telah meningkat hingga 7,9 persen sejak tahun 2000.

Sedangkan persentase wanita penderita kanker paru-paru melonjak dari yang semula hanya 16 persen menjadi 24,4 persen selama 10 tahun belakangan ini. Studi tersebut juga menemukan perubahan dalam tingkat keparahan kanker pada saat diagnosis.

"Penyebab utama yang mungkin adalah asap knalpot dari mesin diesel kendaraan," kata Dr Chrystcle Locher, peneliti dalam studi tersebut seperti dilansir mnn, Senin (10/9/12).

Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, baru-baru ini juga mengklasifikasikan bahwa asap knalpot mesin diesel termasuk karsinogenik. Kanker paru-paru yang disebabkan oleh paparan karsinogen berbeda dengan kanker yang disebabkan oleh asap rokok.

Berdasarkan penelitian pada tahun 2010 yang disajikan dalam konferensi American Association for Cancer Research, karsinogen menyebabkan perubahan DNA hingga dua kali lipat dibanding asap rokok.

Meskipun demikian, asap rokok dan asap knalpot kendaraan sama bahayanya terhadap kesehatan paru-paru. Asap rokok bahkan lebih berbahaya bagi perokok pasif dibanding perokok itu sendiri.

Oleh karenanya, untuk memerangi peningkatan penderita kanker di kalangan wanita, kampanye anti rokok harus semakin digalakkan. Jauhi lingkungan yang menempatkan Anda pada risiko terpapar asap rokok dan asap knalpot kendaraan.

(ir/ir)


11:56 AM | 0 komentar | Read More

Perempuan Jangan Asal Lakukan Mammogram Sebelum Usia 30 Tahun

Jakarta, Untuk mengetahui adanya risiko kanker payudara, para wanita dianjurkan melakukan pemeriksaan radiasi atau disebut mammogram. Sayangnya, penelitian menemukan adanya risiko bahaya dari metode ini. Radiasi sinar-X atau mammogram bisa memicu mutasi gen yang berisiko memunculkan kanker.

Dalam sebuah penelitian terhadap hampir 2.000 orang wanita berusia 18 tahun dan lebih tua, kesemua peserta mengalami mutasi pada gen BRCA1 atau BRCA2. Mutasi ini telah lama dikaitkan dengan risiko kanker payudara dan kanker ovarium.

Penelitian yang dilakukan di Belanda, Perancis dan Inggris ini menemukan bahwa 48 persen wanita mengaku pernah menjalani pemeriksaan dengan sinar-X dan 33 persen lainnya pernah menjalani mammogram. Usia rata-rata ketika menjalani pemeriksaan pertama adalah 29 tahun.

Pada rentang waktu tahun 2006 hingga 2009, sebanyak 43 persen wanita didiagnosis mengidap kanker payudara. Paparan radiasi sinar-X atau mammogram pada usia 20 - 29 tahun diperkirakan meningkatkan risiko kanker payudara sebesar 43 persen dan paparan sebelum usia 20 tahun akan meningkatkan risiko sebesar 62 persen. Untungnya, paparan saat usia 30 - 39 tahun tidak meningkatkan risiko kanker.

Dari 100 orang wanita berusia 30 tahun yang mengalami mutasi BRCA1 atau BRCA2, sebanyak 9 orang di antaranya akan mengembangkan kanker payudara pada usia 40 tahun. Jumlah kasus kanker payudara akan meningkat 5 kali lipat jika pernah menjalani 1 kali mammogram sebelum usianya mencapai 30 tahun.

"Namun, perkiraan ini harus ditafsirkan dengan hati-hati karena hanya ada sedikit wanita pengidap kanker payudara yang menjalani mammogram sebelum usia 30 tahun dalam penelitian ini," kata peneliti, Anouk Pijpe dari Netherlands Cancer Institute seperti dilansir HealthDay, Senin (10/9/2012).

Pijpe dan rekan-rekannya merekomendasikan bahwa teknik pencitraan radiasi tanpa ion seperti scan MRI lebih tepat diterapkan untuk wanita yang mengalami mutasi BRCA1/BRCA2. Menanggapi temuan ini, beberapa para ahli di Amerika Serikat kurang sepakat.

"Penelitian ini mempertanyakan pedoman National Comprehensive Cancer Network mengenai penggunaan mammogram untuk pasien BRCA pada usia 25 tahun. Penelitian ini difokuskan pada sekelompok kecil pasien yang berisiko tinggi dan sensitif terhadap radiasi, jadi belum tentu bisa berlaku untuk masyarakat umum," kata Dr Aye Moe Thu Ma, direktur operasi payudara di St Luke Roosevelt Hospital di New York City

Sebagian ahli memang kurang sepakat dengan rekomendasi mammogram tersebut. Pada tahun 2009, US Preventive Services Task Force menyulut perdebatan mengenai anjuran pemeriksaan mammogram tiap 2 tahun sekali bagi wanita berusia 50 - 74 tahun.

Organisasi lain seperti American Cancer Society menyarankan wanita berusia 40 tahun dan lebih tua untuk menjalani mammogram setiap tahun. Jalan tengahnya, wanita usia 40 tahunan yang berisiko kanker diminta berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan akan menjalani mammogram.

(pah/ir)


11:56 AM | 0 komentar | Read More

Awas, Serangan Jantung Bisa Terjadi Kapanpun!

Jakarta, Ernie Bender berperawakan kurus dan atletis, dia juga suka main ski dan banyak berjalan kaki. Bender pun rajin snowshoeing (berjalan di atas salju) setiap Rabu bersama teman-temannya. Pengawas tempat kursus golf itu hidup bahagia di Vail, Colorado bersama istri dan ketiga anak laki-lakinya.

Tapi suatu malam di tahun 2000, saat Bender dan teman-temannya memutuskan untuk snowshoeing di Gunung Vail dengan menaiki gondola, tiba-tiba Bender mengeluhkan ada masalah pada pencernaannya padahal ia sudah makan siang.

Sesaat sebelum naik ke gondola, Bender mengatakan kepada teman-temannya bahwa ia perlu duduk terlebih dulu. Tapi setelah mereka mendapatkan gondola, tahu-tahu Bender sudah kehilangan kesadarannya.

Anehnya, Bender bukanlah perokok dan jarang minum-minum. Tekanan darahnya pun baik-baik saja. Dokter mengatakan bahwa kadar kolesterolnya juga baik tapi seingat istrinya, mungkin itulah yang selama ini tak diperhatikan Bender.

Meski terlihat sehat, nyatanya Bender meninggal dunia akibat serangan jantung di usia yang masih terbilang muda, 47 tahun. "Kami tak mengira itu akan terjadi. Kematiannya terasa berat bagi kami, tepat di saat Bender mulai menjadi contoh ayah yang baik untuk anak-anaknya," kata Kim Tofferi, istri Bender.

Menurut data dari American Heart Association, serangan jantung lebih banyak terjadi pada lansia atau 82 persen orang yang meninggal akibat penyakit jantung koroner berada pada usia minimal 65 tahun.

Meski begitu risiko serangan jantung pada pria bisa terjadi pada usia 45 ke atas dan wanita 55 tahun ke atas, bahkan di usia yang jauh lebih muda. Perubahan gaya hidup seperti pola makan sehat, mempertahankan kadar tekanan darah dan berat badan normal dan tak merokok ternyata tak cukup untuk mengatasi hal itu.

Satu-satunya faktor yang tak dapat diubah adalah riwayat keluarga. Kebetulan ayah Bender pernah menjalani operasi bypass jantung sebanyak tiga kali setahun sebelum kematian Bender, ungkap Tofferi. Lagipula pria cenderung lebih sering terkena serangan jantung daripada wanita.

Serangan jantung seringkali diakibatkan oleh penyakit arteri koroner yang terjadi ketika plak terbentuk di dalam arteri koroner. Dalam otopsi pun terungkap bahwa Bender mengalami pemblokiran arteri akut, tutur Tofferi.

Meski serangan jantung di usia muda tidaklah umum, tapi jumlahnya akan terus bertambah karena obesitas sendiri tengah menghantui banyak orang, ungkap Dr. Lee Goldman, seorang profesor dan dekan fakultas ilmu kedokteran dan kesehatan di Columbia University Medical Center.

Menurutnya, kelebihan berat badan mendorong munculnya penyakit diabetes tipe II dan peningkatan tekanan darah serta kadar kolesterol jahat dalam darah yang dapat berujung pada serangan jantung.

Oleh karena itu, berhenti merokok dan memiliki berat badan normal merupakan kunci untuk menghindari serangan jantung, katanya. Kalaupun Anda mengalami obesitas, pastikan kadar kolesterol dan tekanan darah Anda selalu terkontrol.

"Tak ada metode pencegahan yang lebih baik daripada mengatasi faktor risiko penyakit itu sendiri," ujar Goldman seperti dilansir dari CNN, Senin (10/9/2012).

Ketika ada seseorang berusia muda seperti 30-an ke bawah tapi meninggal karena masalah jantung berarti mungkin ada penyebab lain, ujar Alan Ackermann, seorang dokter ahli kardiologi dari Miami. Bisa jadi jantungnya membesar, menyempit atau cacat bawaan yang dapat menyebabkan penderitanya mati mendadak.

Masalahnya karena orang-orang berusia muda tak percaya jika mereka juga berisiko terkena serangan jantung maka biasanya mereka takkan segera pergi ke rumah sakit ketika mengalami gejala-gejala peringatan.

Padahal sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa tes yang diberi nama coronary calcium scan dapat memprediksi risiko penyakit kardiovaskular secara efektif. Scan ini bekerja dengan mengidentifikasi munculnya bintik-bintik kalsium di dinding arteri yang menunjukkan gejala awal pembentukan plak.

Biayanya pun relatif murah yaitu USD 200 tapi pasien harus memperoleh sejumlah radiasi. Ackermann merekomendasikan tes ini bagi wanita berusia 50 tahun dan pria berusia 45 tahun ke atas. Tapi jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan serangan jantung prematur maka lebih baik jika Anda mulai memeriksakannya pada usia 40-an.

(ir/ir)


11:56 AM | 0 komentar | Read More

Untung Rugi Sepeda Betulan dibanding Sepeda Statis

Jakarta, Bersepeda sangat menyenangkan, karena bisa melatih kekuatan otot kaki sekaligus kebugaran tubuh secara menyeluruh. Pilihannya juga banyak, mau pakai sepeda statis di dalam ruangan atau sepeda betulan di luar ruangan. Mana yang lebih baik?

Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan, seperti dikutip dari Health.com, Senin (10/9/2012) berikut ini.

Tingkat Kebugaran

Sepeda statis:
Sebuah studi menunjukkan bahwa sepeda statis mampu memaksimalkan denyut jantung hingga 75-95 persen, cukup bagus untuk meningkatkan kebugaran. Namun kerugiannya, variasi gerakan otot lebih sedikit karena berbagai kemudahan menjadikan otot hamstring sebagai satu-satunya otot yang bekerja paling keras.

Sepeda betulan:
Bagi atlet atau yang benar-benar hobi, bersepeda di luar ruangan bisa membuat denyut jantung mencapai 100 persen dari maksimal. Namun karena biasanya tidak didampingi instruktur, bersepeda yang hanya senang-senang biasanya tidak maksimal. Karena lebih banyak variasi gerakan, hampir semua otot kaki juga akan terlatih.

Tingkat Kesulitan

Sepeda statis:
Kesulitan utama saat mengendarai sepeda statis adalah mengatasi rasa bosan, mengingat gerakannya yang hanya itu-itu saja, tanpa tanjakan atau turunan apalagi pemandangan. Namun hal ini bisa diatasi dengan musik yang sesuai, atau partner latihan yang menyenangkan.

Sepeda betulan:
Secara umum, sepeda betulan yang dikendarai di luar ruangan lebih mudah dan menyenangkan karena bisa memilih sendiri lintasan yang hendak dilalui. Jika menginginkan tingkat kesulitan yang lebih tinggi, dibutuhkan teknik tertentu dan tentunya lintasan yang lebih menantang.

Tingkat kenyamanan

Sepeda statis:
Soal kenyamanan, sepeda statis jauh lebih unggul karena bisa dikendarai di dalam ruang ber-AC, sambil nonton TV atau mendengarkan musik. Satu-satunya yang bikin tidka nyaman bagi yang tidak punya alat sendiri adalah, harus datang dulu ke pusat kebugaran.

Sepeda betulan:
Kalau mau sekhat, bersepeda terutama di kota-kota besar agak merepotkan. Harus mengenakan pakaian yang sesuai bila tidak ingin terbakar terik matahari, memakai helm dan masker untuk menghindari benturan dan polusi serta harus berebut jalan dengan kendaraan bermotor.

Kesimpulan:

Jika tinggal di lingkungan yang lalu lintasnya padat dan banyak polusi, sepeda statis adalah pilihan terbaik. Namun kalau tinggal di lingkungan yang masih asri dan memang menguasai berbagai teknik olahraga bersepeda, maka sepeda betulan bisa memberikan efek yang lebih maksimal.

(up/ir)


11:56 AM | 0 komentar | Read More

Gara-gara Ganja, Biji Kemaluan Jadi Gampang Kena Kanker

Jakarta, Kebiasaan menghisap ganja tidak hanya mempengaruhi susunan saraf di otak, tetapi juga tingkat kesuburan. Pasalnya, asap ganja bisa membuat pabrik sperma yang letaknya ada di dalam biji kemaluan jadi 2 kali lebih rentan kena kanker.

Peningkatan risiko kanker testis atau biji kemaluan ini tidak hanya dialami oleh para pecandu ganja. Bahkan yang hanya sesekali menghisap atau masuk dalam kategori rekreasional juga mengalami peningkatan risiko yang sama dengan yang sudah kecanduan.

Prof Victoria Cortessis, PhD, ilmuwan dari Keck School of Medicine membuktikan hal itu setelah mengamati 163 laki-laki dewasa muda yang didagnosis mengidap kanker testis. Riwayat pemakaian ganja pada para partisipan dicatat, lalu dibandingkan dengan 292 laki-laki dewasa muda yang sehat.

Hasilnya seperti yang sudah disebutkan, partisipan yang punya riwayat menghisap ganja mengalami peningkatan risiko kanker testis sebanyak 2 kali lipat. Tidak disebutkan berapa banyaknya, namun dikatakan bahwa para partisipan menghisap ganja hanya untuk bersenang-senang atau rekreasional.

Dalam penelitian tersebut, jenis kanker testis yang risikonya meningkat akibat penggunaan ganja adalah sel tumor non-seminoma dan mixed-germ. Keduanya menyerang kelompok yang lebih muda dan disebut-sebut lebih berbahaya dibanding yang jenis seminoma.

Meski germ cells atau sel-sel benih tidak akan kena kanker kalau langsung dimatikan, hal ini akan sangat berdampak pada kesuburan seorang laki-laki. Apalagi karena menyerang di usia yang relatif lebih muda, maka yang paling dikhawatirkan adalah risiko mandul.

"Kami tidak tahu apa yang dipicu oleh ganja di testis sehingga bisa jadi kanker, tapi kami menduga ganja bekerja melalui sistem endocannabinoid," kata Prof Cortessis yang mempublikasikan penelitian ini dalam jurnal Cancer, seperti dikutip dari Medindia, Senin (10/9/2012).

(up/ir)


11:56 AM | 0 komentar | Read More

Ibu Pengganti Paling Produktif di Dunia, Sudah Lahirkan 12 Anak Orang Lain

Hertfordshire, Inggris, Di Indonesia, sistem sewa rahim atau ibu pengganti memang dilarang secara hukum, tapi tidak demikian di beberapa negara. Seorang wanita bahkan dinobatkan sebagai ibu pengganti paling produktif di dunia karena sudah melahirkan 12 anak orang lain sejak tahun 1995.

Carole Horlock (45 tahun) sudah menyewakan rahimnya untuk 12 anak orang lain. Hampir tiap tahun ia melahirkan sejak tahun 1995 dan kini ia tengah hamil dan siap untuk melahirkan anak sewaannya yang ke-13 milik pasangan asal Prancis.

Wanita asal Stevenage, Hertfordshire, Inggris, mengaku senang bisa membantu pasangan yang tidak bisa memiliki anak untuk bisa menjadi orangtua biologis yang sesungguhnya.

"Mereka mengatakan saya memberikan hadiah berharga untuk mereka dan Anda bisa lihat sukacita di wajah mereka saat menggendong bayi untuk pertama kalinya. Ini adalah momen yang sangat emosional. Itulah alasan saya melakukannya," ujar Carole Horlock, seperti dilansir Thesun, Senin (10/9/2012).

Carole pertama kali mengenal sewa rahim (surrogacy) melalui sebuah artikel surat kabar yang dibacanya pada tahun 1995. Saat itu usianya baru 20-an tahun dan berstatus janda 2 anak. Ia sangat mencintai kedua anaknya dan tidak bisa membayangkan bisa ada pasangan yang tidak bisa memiliki anak sendiri.

"Saya tidak pernah mengubah hidup siapa pun saat bekerja di binatu tapi menjadi seorang ibu pengganti memungkinkan saya untuk melihat ke belakang dan berpikir saya telah melakukan itu dan membantu begitu banyak pasangan. Jadi saya menghubungi organisasi yang disebutkan dalam artikel dan semuanya dimulai dari sana," kenang Carole.

Saat ini, total Carole telah melahirkan 8 bayi perempuan dan 4 laki-laki, termasuk sepasang bayi kembar 2 dan kembar 3. Untuk menjadi seorang ibu pengganti, Carole biasanya menerima imbalan sebesar £10.000 hingga £15.000 (sekitar Rp 153-229 juta).

Tapi Carole mengaku menjadi ibu pengganti bukan karena alasan uang, namun ia melakukannya karena ingin membantu orang lain.

Ia menyukai perubahan fisik yang terjadi saat ia melahirkan. Kebanyakan orang menganggap tindakannya 'gila', tapi ia justru merasakan perubahan yang menakjubkan.

"Bagi saya, mengedan dan saat kelahiran adalah menarik, apakah itu untuk saya atau orang lain. Bagian yang paling emosional adalah saat persalinan," terangnya.

Menurutnya, pasangan yang menyewa rahimnya akan menunggu kelahiran bayinya. Pada saat bayi lahir, mereka akan langsung menggendongnya.

Carole tidak pernah tiba-tiba merasa menyesal karena ia mengaku tidak pernah terikat secara emosional dengan bayi 'sewaan' di kandungannya. Ikatan emosional menurutnya hanya terjadi saat menyusui dan jelas itu hanya terjadi pada dua anaknya sendiri.

Carole juga tidak pernah membuat tuntutan pada orangtua salah satu anak-anak yang dilahirkannya, selain minta dikirimkan surat dan foto setiap tahunnya untuk melihat perkembangan anak yang pernah dikandungnya.

Berikut anak-anak yang pernah 'menumpang' di rahim Carole:

Anak 1 : Laki-laki lahir Desember 1995
Anak 2, 3 (kembar) : Perempuan lahir Februari 1997
Anak 4 : Perempuan lahir Maret 1998
Anak 5 : Perempuan lahir Juli 1999
Anak 6 : Laki-laki lahir Oktober 2000
Anak 7 : Perempuan lahir Januari 2002
Anak 8 : Perempuan lahir April 2003
Anak 9 : Laki-laki lahir Juni 2004
Anak 10, 11, 12 (triplet) : 1 laki-laki dan 2 perempuan lahir pada Maret 2008
Anak 13 : masih dalam kandungan.

(mer/ir)


11:56 AM | 0 komentar | Read More

Perang Melawan Ebola Terus Berlanjut

Jakarta, Wabah ebola di Kongo yang hingga kini telah menewaskan 14 orang belum juga teratasi. Bersama-sama dengan kementerian kesehatan setempat, tim emergensi MSF (Medecins Sans Frontieres atau Dokter Lintas Batas) terus berupaya untuk memberantas.

Sampai akhir pekan lalu, dua orang pasien baru dirujuk ke rumah sakit di Isiro, provinsi Orientale, yang merupakan pusat penyebaran wabah ebola di negara tersebut. Dengan ditemukannya kasus-kasus baru ebola selama minggu lalu, epidemi ebola masih berlanjut.

Suatu daerah baru dinyatakan bebas dari ebola kalau tidak ada lagi kasus baru, dalam kurun waktu 42 hari setelah kasus terakhir dikonfirmasi.

"Kasus terakhir terkonfirmasi tanggal 2 September lalu dan telah dirujuk untuk ditangani di pusat medis penanganan ebola," jelas koordinator emergensi MSF Olimpia de la Rosa dalam rilis yang diterima detikHealth, Senin (10/9/2012).

Sejak awal epidemi, tim MSF yang terdiri dari sekitar 80 staf telah aktif membantu pihak Kementerian Kesehatan Kongo untuk penanganan pasien, pencegahan penyebaran wabah serta melaksanakan berbagai kegiatan promosi kesehatan.

MSF juga memberikan pelatihan bagi para petugas medis dan kesehatan Kongo dalam upaya diagnosa dan deteksi awal ebola, serta akan segera memulai pelayanan dukungan psikologis guna turut membantu pasien dan keluarga mereka.

Ebola adalah sejenis demam yang disertai pendarahan dimana obat atau vaksin penyembuhnya belum ditemukan. Tingkat kematian akibat ebola berkisar 25 persen sampai lebih dari 80 persen, tergantung pada strain penyakit.

Wabah ebola juga merebak di wilayah Barat Uganda pada akhir Juli lalu. Namun berkat kerja sama dengan pemerintah Uganda, upaya tanggap darurat MSF berhasil menangani dan menghentikan penyebaran ebola tanpa ada kasus baru di wilayah ini sejak 4 Agustus 2012.

(up/ir)


11:56 AM | 0 komentar | Read More

Apakah Dokter Anda Bisa Diandalkan? Cek Disini!

Jakarta, Jika Anda mengacaukan tugas dari atasan, tentulah pekerjaan Anda yang jadi taruhannya. Sama halnya jika seorang dokter tak bekerja dengan baik maka nyawa seseoranglah taruhannya.

Tak heran jika sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Archives of Internal Medicine mengungkapkan bahwa hampir separuh dokter di AS mengalami gejala kelelahan dan depresi. Peneliti menduga karena para dokter ini berupaya sekuat tenaga untuk memberikan pelayanan terbaik terhadap pasiennya.

Tapi apakah dokter yang kelelahan perlu dipecat karena terkadang dia kesulitan untuk fokus pada pasiennya? Tak harus begitu: "Dokter yang terbangun semalaman dan mengkhawatirkan kondisi pasiennya mungkin akan lebih sering mengalami kelelahan dan depresi, tapi ia juga akan dianggap sebagai dokter yang mampu memberikan perawatan terbaik," kata Travis Stork, MD, seorang dokter UGD.

Untuk itu, agar Anda bisa memastikan apakah dokter Anda dapat diandalkan atau tidak, ajukan 4 pertanyaan ini kepada diri Anda sendiri seperti halnya dikutip dari MSNBC, Senin (10/9/2012).

1. Apakah dokter Anda bersedia menjelaskan banyak hal dan menerima pertanyaan Anda?
"Dokter yang baik itu bukan lagi dokter yang tahu segalanya," kata Eric Topol, MD, direktur Scripps Translational Science Institute.

Dokter yang baik itu bersedia memberitahukan berbagai alternatif pengobatan untuk masalah kesehatan pasien, memberikan rekomendasi secara spesifik seperti operasi atau meresepkan obat-obatan khusus, termasuk menjelaskan mengapa prosedur itulah yang terbaik bagi si pasien, tambahnya.

Waspadai dokter yang tak punya banyak waktu untuk menerima berbagai pertanyaan dari pasien atau mengatakan hal-hal seperti "Ini hanyalah satu-satunya cara."

2. Apakah dokter Anda dapat berkomunikasi dengan baik?
Jika Anda tengah menjalani pengobatan untuk masalah kesehatan serius seperti kanker atau penyakit jantung maka dokter Anda seharusnya juga berkonsultasi dengan dokter ahli onkologi atau kardiologi yang menangani Anda serta selalu up-to-date dengan kondisi kesehatan Anda.

Sebaliknya, dokter yang menanyai apakah Anda telah menjalani prosedur pengobatan atau mengonsumsi obat-obatan tertentu jelas-jelas menunjukkan bahwa ia belum me-review data rekam medis Anda sebelumnya. Lebih baik jangan pernah mengkonsultasikan masalah kesehatan Anda lagi padanya.

3. Apakah dia up-to-date?
Dokter yang kelelahan bisa berarti dia rajin memperhatikan jurnal medis terbaru atau teknologi kedokteran paling mutakhir. "Perubahan terbarunya adalah sekarang para dokter sudah bisa mengumpulkan datanya sendiri, mulai dari tekanan darah hingga gelombang otak hanya dengan menggunakan aplikasi tertentu," tandas Dr. Topol.

Kalaupun mungkin dokter Anda tak tahu soal teknologi mutakhir, tapi jika dia menanyakan program apa yang Anda gunakan sekarang dengan alasan agar dia bisa bisa menelitinya maka Anda tak perlu memecatnya. Setidaknya dokter Anda harus bersedia mengolah informasi yang Anda berikan padanya serta berbagi opini ilmiahnya, lanjutnya.

4. Apakah dia memperhatikan Anda saat berbicara?
Lihatlah bahasa tubuhnya ketika berbicara dengan Anda. Kalau dia menghadap ke arah Anda, sering menatap Anda sambil menuliskan sejumlah informasi yang didapat dari Anda, mengangguk dan mempertahankan kontak mata maka dia adalah dokter yang baik, ungkap Dr. Stork.

"Bahkan meski waktu konsultasi Anda hanya 7-12 menit tapi dia juga tak membuat Anda merasa terburu-buru," tambah Dr. Topol.

Indikasi positif lainnya adalah ketika sang dokter menanyakan sejumlah hal pada Anda. Meski mungkin dia tak mengingat nama setiap pasiennya, seorang dokter yang baik akan meluangkan waktunya untuk me-review data pasien sebelumnya, jelas Dr. Topol.

Untuk mendapatkan dokter baru yang lebih baik, carilah referensi. Triknya, tanyakan pada dokter yang baru saja Anda 'pecat' itu prosedur pengobatan khusus apa yang tak bisa diberikan olehnya dan dimana Anda bisa mendapatkan pengobatan tersebut.

Kalau perlu mintalah rekomendasi dokter yang menawarkan praktik di malam hari atau akhir pekan. Anda juga bisa menanyakan tentang dokter spesialis yang dikenal dokter Anda.

Jika tidak, carilah tinjauan online tentang dokter-dokter terbaik di kota Anda atau bicarakan dengan teman atau keluarga yang mungkin pernah mengalami kondisi serupa.

(ir/ir)


11:56 AM | 0 komentar | Read More

Tak Punya Anak Karena Tak Menikah Sama Beratnya dengan Mandul Betulan

Jakarta, Rasa sedih dan tertekan akan membebani siapa saja yang secara medis dinyatakan mandul atau susah punya keturunan. Namun ada kalanya, mandul secara emosional memberikan beban yang sama berat dibanding mandul secara medis. Apa maksudnya?

Seseorang dikatakan mandul secara emosional jika susah mendapatkan keturunan gara-gara tidak kunjung menemukan jodoh yang sesuai. Kurang tepat kalau dikatakan tidak laku, melainkan terlalu pilih-pilih dan susah menumbuhkan ketertarikan secara emosional.

Sebuah penelitian yang dilakukan majalah Red menunjukkan, 54 persen perempuan di Inggris mengalami mandul secara emosional. Survei yang dilakukan terhadap 3.000 perempuan usia 28-45 tahun itu mengungkap, mandul secara emosional dirasakan sama sakitnya dengan mandul secara medis.

"Kita semua mengerti orang-orang dalam posisi ini. Dokter tidak bisa membantu mengatasi mandul secara emosional," kata Brigid Moss, direktur kesehatan dari majalah Red saat mengomentari temuan tersebut, seperti dikutip dari Dailytelegraph, Senin (10/9/2012).

Sulitnya mengatasi mandul secara emosional bukan lantaran tidak ada caranya, melainkan pengidapnya cenderung lebih tertutup untuk membicarakannya. Di zaman moderen ini, orang berani terbuka untuk membicarakan mandul secara medis tetapi masih sungkan untuk mengeluh belum punya pasangan.

Seandainya mau terbuka, mandul secara emosional semestinya bisa diterapi dengan pendekatan psikologis. Secara teori jauh lebih mudah dibanding mandul secara medis, namun dalam praktiknya jodoh dan ketertarikan secara emosional tidak pernah bisa dipaksakan.

Saking sulitnya menemukan jodoh, survei yang dilakukan majalah Red juga mengungkap bahwa 20 persen perempuan di Inggris berminat untuk mencari donor sperma untuk mendapat keturunan meski belum punya pasangan. Sekitar 20 persen yang lain memilih membekukan sel telur, untuk berjaga-jaga seandainya baru menemukan jodoh yang sesuai setelah menopause.


(up/ir)
11:56 AM | 0 komentar | Read More
Techie Blogger