Awas, Serangan Jantung Bisa Terjadi Kapanpun!

Written By Unknown on Monday, September 10, 2012 | 11:56 AM

Jakarta, Ernie Bender berperawakan kurus dan atletis, dia juga suka main ski dan banyak berjalan kaki. Bender pun rajin snowshoeing (berjalan di atas salju) setiap Rabu bersama teman-temannya. Pengawas tempat kursus golf itu hidup bahagia di Vail, Colorado bersama istri dan ketiga anak laki-lakinya.

Tapi suatu malam di tahun 2000, saat Bender dan teman-temannya memutuskan untuk snowshoeing di Gunung Vail dengan menaiki gondola, tiba-tiba Bender mengeluhkan ada masalah pada pencernaannya padahal ia sudah makan siang.

Sesaat sebelum naik ke gondola, Bender mengatakan kepada teman-temannya bahwa ia perlu duduk terlebih dulu. Tapi setelah mereka mendapatkan gondola, tahu-tahu Bender sudah kehilangan kesadarannya.

Anehnya, Bender bukanlah perokok dan jarang minum-minum. Tekanan darahnya pun baik-baik saja. Dokter mengatakan bahwa kadar kolesterolnya juga baik tapi seingat istrinya, mungkin itulah yang selama ini tak diperhatikan Bender.

Meski terlihat sehat, nyatanya Bender meninggal dunia akibat serangan jantung di usia yang masih terbilang muda, 47 tahun. "Kami tak mengira itu akan terjadi. Kematiannya terasa berat bagi kami, tepat di saat Bender mulai menjadi contoh ayah yang baik untuk anak-anaknya," kata Kim Tofferi, istri Bender.

Menurut data dari American Heart Association, serangan jantung lebih banyak terjadi pada lansia atau 82 persen orang yang meninggal akibat penyakit jantung koroner berada pada usia minimal 65 tahun.

Meski begitu risiko serangan jantung pada pria bisa terjadi pada usia 45 ke atas dan wanita 55 tahun ke atas, bahkan di usia yang jauh lebih muda. Perubahan gaya hidup seperti pola makan sehat, mempertahankan kadar tekanan darah dan berat badan normal dan tak merokok ternyata tak cukup untuk mengatasi hal itu.

Satu-satunya faktor yang tak dapat diubah adalah riwayat keluarga. Kebetulan ayah Bender pernah menjalani operasi bypass jantung sebanyak tiga kali setahun sebelum kematian Bender, ungkap Tofferi. Lagipula pria cenderung lebih sering terkena serangan jantung daripada wanita.

Serangan jantung seringkali diakibatkan oleh penyakit arteri koroner yang terjadi ketika plak terbentuk di dalam arteri koroner. Dalam otopsi pun terungkap bahwa Bender mengalami pemblokiran arteri akut, tutur Tofferi.

Meski serangan jantung di usia muda tidaklah umum, tapi jumlahnya akan terus bertambah karena obesitas sendiri tengah menghantui banyak orang, ungkap Dr. Lee Goldman, seorang profesor dan dekan fakultas ilmu kedokteran dan kesehatan di Columbia University Medical Center.

Menurutnya, kelebihan berat badan mendorong munculnya penyakit diabetes tipe II dan peningkatan tekanan darah serta kadar kolesterol jahat dalam darah yang dapat berujung pada serangan jantung.

Oleh karena itu, berhenti merokok dan memiliki berat badan normal merupakan kunci untuk menghindari serangan jantung, katanya. Kalaupun Anda mengalami obesitas, pastikan kadar kolesterol dan tekanan darah Anda selalu terkontrol.

"Tak ada metode pencegahan yang lebih baik daripada mengatasi faktor risiko penyakit itu sendiri," ujar Goldman seperti dilansir dari CNN, Senin (10/9/2012).

Ketika ada seseorang berusia muda seperti 30-an ke bawah tapi meninggal karena masalah jantung berarti mungkin ada penyebab lain, ujar Alan Ackermann, seorang dokter ahli kardiologi dari Miami. Bisa jadi jantungnya membesar, menyempit atau cacat bawaan yang dapat menyebabkan penderitanya mati mendadak.

Masalahnya karena orang-orang berusia muda tak percaya jika mereka juga berisiko terkena serangan jantung maka biasanya mereka takkan segera pergi ke rumah sakit ketika mengalami gejala-gejala peringatan.

Padahal sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa tes yang diberi nama coronary calcium scan dapat memprediksi risiko penyakit kardiovaskular secara efektif. Scan ini bekerja dengan mengidentifikasi munculnya bintik-bintik kalsium di dinding arteri yang menunjukkan gejala awal pembentukan plak.

Biayanya pun relatif murah yaitu USD 200 tapi pasien harus memperoleh sejumlah radiasi. Ackermann merekomendasikan tes ini bagi wanita berusia 50 tahun dan pria berusia 45 tahun ke atas. Tapi jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan serangan jantung prematur maka lebih baik jika Anda mulai memeriksakannya pada usia 40-an.

(ir/ir)


Anda sedang membaca artikel tentang

Awas, Serangan Jantung Bisa Terjadi Kapanpun!

Dengan url

http://historicbuildingsindoneisa.blogspot.com/2012/09/awas-serangan-jantung-bisa-terjadi.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Awas, Serangan Jantung Bisa Terjadi Kapanpun!

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Awas, Serangan Jantung Bisa Terjadi Kapanpun!

sebagai sumbernya

0 komentar:

Post a Comment

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger